Terpandanglah Menjauh Memaksa Menahan Telapak-Nya.


Tersenyum aku menahan getir dan rintihan jiwa Sebab impian dan cita-cita terhenti oleh ketidak mampuanku dan tiadanya dukungan orangtua Kusimpan mimpiku setelah lepas masa Putih Abu

Perjuanganku belum berakhir walau setitik harapan sudah kudapat Pada Kota penuh cahaya ini aku datang untuk pergi, berkelana merajut cita Tentang semua mimpi dan cita Takkan pernah ada kata menyerah Meski berpuluh kali aku telah jatuh berpuluh kali pula aku bangkit lagi di atas tanah Bumi kasuari aku melangkah di atas tanah ini pula ku berbakti, menuntut ilmu Akan kutunjukkan pada dunia, aku bisa aku mampu meraih mimpi dan cita-citaku, di negeri ini.

Tersenyum aku menahan getir dan rintihan jiwa Sebab, impian dan cita-cita terhenti oleh ketidak mampuanku dan tiadanya dukungan saudaraku  Kusimpan mimpiku setelah lepas masa Putih Abu di Timida.

Ku berfikir Perjuanganku belum berakhir walau setitik harapan sudah kudapat pada Kota penuh cahaya ini aku datang untuk pergi, berkelana merajut cita tentang semua mimpi dan cita takkan pernah ada kata menyerah meski berpuluh kali aku telah jatuh berpuluh kali pula aku bangkit lagi Di atas tanah bumi cenderawasih aku melangkah di atas tanah ini pula ku berbakti, menuntut ilmu  kutunjukkan pada dunia, aku bisa Aku mampu meraih mimpi dan cita-citaku, walau kondisi yang tak mendukung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelaksanaan Ujian Komprehensif Mengukur Kemampuan Mahasiswa

PERMATAKU YANG HILANG